Skip to main content

Bangun dari Hiatus Ngeblog

         Daftar Isi

Hiatus Ngeblog

Hiatus yang panjang, empat tahun! Seumur Pandemi Corona. Bisa jadi Corona adalah penyebabnya, tapi bukan yang utama. 

Tulisan terakhir di blog ini adalah saat kami baru saja kembali ke Tokyo setelah satu tahun tinggal di Bogor, mulai April 2018 sampai Maret 2019. In syaa Allah satu tahun yang penuh kenangan itu akan ditulis jika ada waktu.

Kembalinya anak-anak ke Tokyo setelah baru saja nyaman dengan ritme kehidupan di Bogor, apalagi Aa masuk SD, dan Adek masuk TK, menuntut penyesuaian dengan lingkungan baru. Bertepatan dengan hari pertama tahun ajaran baru, yang artinya upacara penerimaan murid baru, serempak sekeluarga terkena influenza sehingga pasrah harus tinggal di rumah selama 5 hari. Jadilah si Aa dan si Adek melewatkan hari bersejarah mereka.

Setengah tahun sekolah berjalan dan ritme sehari-hari mulai mapan, pecahlah pandemi Corona. Hari-hari dilalui dengan cemas. Akankah Tokyo juga mengalami lockdown? Sekolah masih berjalan seperti biasa, meskipun dengan aturan masker yang ketat. Lalu mulailah sekolah bergiliran. Dan akhirnya di bulan Mei 2020, anak-anak resmi sekolah online. Lenyaplah waktu untuk corat coret curhat di blog, ponsel dan laptop selalu digunakan untuk aktivitas belajar.

Lupa Password Login ke Blogger

Sesekali saya masih menengok blog, tanpa Login, untuk melihat resep-resep andalan yang tersimpan. Dan ketika ingin benar-benar curhat dan mencoba login, ternyata saya lupa password! Selama ini saya menggunakan laptop lama, dengan blogger selalu dalam keadaan login, yang kemudian saya tinggalkan di Bogor. Mencoba berbagai macam cara, tidak juga berhasil. Salah satunya karena dahulu kala ketika mendaftar Blogger, saya menggunakan akun Yahoo yang ternyata kini sudah tidak aktif. Berulangkali mencoba recovery, tak pernah berhasil. Saya pun melupakan Blogger, mulai melirik wordpress dan Google Sites. Bahkan saya membeli panduan buku panduan wordpress.org, dan mulai menulis di wordpress.com. Sayangnya tak berlanjut.

Waktu terus berlalu. Hasrat untuk curhat makin membuncah. Kebersamaan keluarga yang dirasakan sebagai berkah pada awal masa darurat Corona, lama kelamaan memicu stres yang terus berakumulasi. Saat sudah umep, biasanya kemudian saya berusaha login ke Blogger, mencoba semua cara yang saya temukan di internet. Nihil!

Hingga suatu hari, tepatnya pada tanggal 24 September 2022, sesuatu menimpa saya. Lalu bergulirlah satu tahun yang terasa amat sangat panjang. Sesuatu itu, kini saya ketahui sebagai Midlife Crisis. Krisis itu hingga kini belum berakhir, bahkan mungkin tak akan berakhir. Tapi setidaknya kini saya sudah mulai tahu cara berdamai dengannya; kembali aktif membaca dan menulis, aktivitas healing yang terbukti sejak dulu paling ampuh.

iPad Lungsuran untuk Membaca dan Menulis

Kebetulan, suatu hari saya mendapat laptop bekas dan iPad suami. Laptop yang menurut suami lemot bisa saya pakai dengan santai, karena tidak harus berebut dengan anak-anak (kami menggunakan satu laptop yang ditaruh di ruang keluarga untuk dipakai bersama). Yang mencengangkan, saya yang selama ini anti membaca buku digital, ternyata bisa akrab dengannya jika dibaca dengan aplikasi Book di iPad! Saya pun menemukan bahwa iPad adalah solusi yang saya cari untuk mengatasi kelelahan me-maintain buku-buku di rumah. Setiap membeli buku baru, saya harus menyortir buku-buku yang sudah memenuhi rak-rak buku tinggi sampai ke langit-langit, merelakan menyingkirkan buku kesayangan untuk menyediakan tempat kosong. Bahkan kemudian saya stop membeli buku baru sama sekali dan hanya mengandalkan buku pinjaman dari perpus. Berkat iPad, saya bisa menemukan buku-buku klasik dengan format digital yang nyaman, meski belum sampai tahap membeli buku-buku elektronik baru. Adalah sebuah pencapaian besar ketika saya melihat deretan buku-buku yang sudah dan sedang saya baca berderet di aplikasi jurnal membaca iPad.

Tidak berhenti di situ, suami pun mengabulkan rengekan demi rengekan saya yang mulai meminati aksesoris iPad. Dimulai dengan pensilnya, tentu saja bukan Apple Pencil yang mahal itu, sehingga bisa membuat corat-coret dan tulisan tangan. Untuk saya yang sangat gaptek, merasakan bisa menulis dengan pensil di buku elektronik benar-benar membuka cakrawala! Apalagi kemudian saya menemukan portable keyboard imut harga terjangkau dengan warna senada, rasanya kebahagiaan ini sudah lengkap. Eh, hampir lengkap! karena saya masih belum berhasil kembali pulang ke blog kesayangan meskipun frekuensi mencoba login semakin sering.

Kembali Ngeblog

Lalu keajaiban pun terjadi!

Healing dengan Ngeblog
Image by pikisuperstar on Freepik

Kemarin malam, setelah berhasil masuk ke dalam satu akun Google, berturut-turut saya mampu me-recovery 2 akun Google yang lain, dan akhirnya mengaktifkan email di Yahoo, yahoooo! Akhirnya saya bisa masuk ke blog yang telah lama ditinggalkan kosong hingga berdebu dan bahkan berhantu (banyak komentar-komentar spam!). Tidak sampai disitu, saya mendapat bonus bisa masuk ke akun Gojek dan Tokopedia yang juga hiatus setelah meninggalkan Bogor. Dengan bahagia saya bisa belanja belanji dan bahkan memberi surprise traktiran ke keluarga besar di Bogor, dioperasikan langsung dari kenyamanan rumah di Tokyo! Jarak terlipat menjadi terasa sangat dekat! 

Memasuki blog yang telah lama ditinggalkan, membaca kembali cerita-cerita lama selama 15 tahun ngeblog. Kenangan lama pun berkelebatan, mengingatkan kembali bahwa blog kesayangan ini sebenarnya hanya “mengungsi” di Blogger. Saya pun merindu kampung halamannya, Multiply……

Comments

Popular posts from this blog

Youkan atau Dodol Jepang

Homemade Mizuyoukan Saat Ibu saya mengunjungi kami di Tokyo, kegembiraan beliau yang paling terasa adalah menemukan kembali makanan masa kecil. Meskipun Tokyo adalah kota metropolitan yang canggih dan gemerlap, tapi tengoklah pojok makanan tradisional mereka. Jangan kaget jika menemukan teng teng beras, opak, kue mochi, kue semprong, rambut nenek-nenek (harum manis di-sandwich semacam kerupuk renyah), kolontong ketan, gemblong dan banyak lagi. Karena saat itu musim gugur, kesemek membanjiri supermarket, Ibu saya selalu berfoto dengan gunungan buah kesukaannya di masa kecil, yang kini jarang ditemukan di negerinya sendiri. Tapi yang paling beliau sukai adalah, youkan. Beliau menyebutnya dodol. Ada banyak sekali varian youkan, tapi yang beliau sukai adalah shio youkan. Bedanya dengan dodol, kadang ada dodol yang kering, atau dodol yang agak liat. Saya sendiri suka dengan makanan tradisional Jepang, mengingatkan pada camilan kalau mudik ke Tasik saat lebaran. Masalahnya, rata-rata b

Cerita Kelahiran Raika

Alhamdulillah....akhirnya saya menjadi ibu juga. Si neng lahir hari Jumat 5 Desember 2008, Berat Lahir 3.512kg Panjang Badan 51 cm, dan kami namai RAIKA 来香 . Sayang sekali proses kelahirannya tidak mendapatkan liputan yang layak

Menyurangi Resep Ebi Furai

Salah satu makanan favorit keluarga adalah furai atau gorengan, terutama ebi furai. Biasanya kalau saya membuat stok makanan beku saya sekaligus membuat ebi furai , chicken nugget dan hamburg/burger patties . Cuma belakangan si Aa udah mulai jarang tidur siang, jadi sudah tidak bisa lama-lama mencuri waktu membuat stok makanan lagi.